MAKALAH
PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu: Rizki Ananda, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 4 )
1. ELMA AINI SYAFITRI
2. AAN NUR ASIAH
3.EMA GUSLIANI
4 IRENDA RESTIKA PUTRI
5. MAIMANA
6. M. RUDINI
3.EMA GUSLIANI
4 IRENDA RESTIKA PUTRI
5. MAIMANA
6. M. RUDINI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2017
BAB II
PEMBAHASANA. PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Untuk mengajarkan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah pada siswa SD/MI dapat menggunakan metode ceramah aktif dan metode card sort (sortir kartu).
Metode ceramah aktif merupakan cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa dengan disertai tanya jawab. Sedangkan metode card sort merupakan kegiatan kolabiratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Berikut ini adalah salah satu model proses pembelajaran yang dapat digunakan oleh guruh dalam mengkaji pristiwa sejarah :
Topik /PB : Mengungkap Peristiwa Sejarah Yang Kontradiktif
Tujuan : Pada akhir pembelajatran diharapkan para siswa dapat (1) mengenal adanya perbedaan dalam penafsiran peristiwa sejarah,dan (2) memngemukakan pentingnya mengetahui perbedaan penafsiran dalam penulisan sejarah yang mereka baca
Deskripsi : Untuk membantu siswa mengenali penyimpangan dan perbedaan penafsiran tentang suatu peristiwa, perlu menampilkan satu peristiwa yang memiliki duaatau lebih penjelasan yang berbeda bahkan terjadi kontradiksi kemudian menugaskan kepada mereka untuk menjelaskan perbedaan tersebu.
Langkah-langkah :
1. Tahap Persiapan
a. Guru menyiapkan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah
b. Guru menyiapkan alat bantu berupa potongan kertas yang terdiri dari kartu induk (topik utama) dan kartu rincian yang berisi informasi tentang materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam
2) Guru mengabsen atau memeriksa kehadiran siswa siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber belajar.
1. Tahap Persiapan
a. Guru menyiapkan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah
b. Guru menyiapkan alat bantu berupa potongan kertas yang terdiri dari kartu induk (topik utama) dan kartu rincian yang berisi informasi tentang materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam
2) Guru mengabsen atau memeriksa kehadiran siswa siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber belajar.
3) Guru menanyakan siswa sebelum berangkat sekolah.
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah dan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
b. Kegiatan inti
1) Guru menyampaikan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah dan disertai dengan tanya jawab.
2) Guru membagikan kartu yang sudah disiapkan, yaitu berupa kartu induk dan kartu rincian yang berisi materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah. Perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas.
3) Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur.
4) Guru membagikan kartu kepada siswa dan pastikan masing-masing siswa memperoleh satu (boleh dua).
5) Guru menyuruh siswa untuk bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
6) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan msing-masing siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara urut.
7) Guru melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
8) Salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
9) Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
c. Kegiatan akhir
1) Siswa bertanya Jawab dengan guru tentang materi pelajaran yang belum diphami.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
3) Siswa mengerjakan evaluasi secara tertulis
4) Guru menyampaikan salam penutup
B. JENIS – JENIS KAJIAN BERFIKIR KRITIS TERHADAP SUATU PERISTIWA SEJARAH
Sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil kajian yang teliti terhadap bukti-bukti.Belajar sejarah hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia, perkembangan ,dan tingkat kecerdasan siswa. Untuk membelajarkan sejarah bangsanya,siswa sekolah dasar hendaknya diperkenalkan bukan hanya matei isi sejarah semata melaikan pula pada cara-cara para sejarawan dalam mengidentifikasi dan menilai bukti , fakta dan data ketika sejarah wan menilai kebenaran atau validitas suatu dokumen sejarah. Jenis jenis kajian terbagi dua yaitu :
1. Validitas eksternal harus menggunakan isu yang autentik. Anggaplah,seorang sejarahwan memperooleh dokumen yang diperkirakan ditulis pada abad ke – 15 M. seorang sejarahwan mungkin akan menganalisis kertas dan tinta yang digunakan dengan alat kimia untuk menguji keaslian dari dokumen tersebut. Kata yang digunakan dalam dokumen tersebut dibandingkan dengan kata yang digunakan dalam dokumen lain yang ditulis pada abad ke-15 M.
2. Validitas internal berusaha menentukan akurasi informasi yang ada dalam catatan sejarah titik .misalnya, ada kemungkinan dokumen yang sebenarnya diterbitkan pada abad ke -15 M. Mengandung pertanyaan yang tidak akurat .bahkan apabila pengujian validitas eksternal menunjukan bahwa dokumen dituliskan pada abad ke -15 M .dalam menguji faliditas eksternal dan internal sejarah wan harus mempertimbangkan apakah orang yang menulis materui-materi sejarah itu dapat dipertanggung jawabkan sejarah akademik
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah dan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
b. Kegiatan inti
1) Guru menyampaikan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah dan disertai dengan tanya jawab.
2) Guru membagikan kartu yang sudah disiapkan, yaitu berupa kartu induk dan kartu rincian yang berisi materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah. Perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas.
3) Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur.
4) Guru membagikan kartu kepada siswa dan pastikan masing-masing siswa memperoleh satu (boleh dua).
5) Guru menyuruh siswa untuk bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
6) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan msing-masing siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara urut.
7) Guru melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
8) Salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
9) Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
c. Kegiatan akhir
1) Siswa bertanya Jawab dengan guru tentang materi pelajaran yang belum diphami.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
3) Siswa mengerjakan evaluasi secara tertulis
4) Guru menyampaikan salam penutup
B. JENIS – JENIS KAJIAN BERFIKIR KRITIS TERHADAP SUATU PERISTIWA SEJARAH
Sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil kajian yang teliti terhadap bukti-bukti.Belajar sejarah hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia, perkembangan ,dan tingkat kecerdasan siswa. Untuk membelajarkan sejarah bangsanya,siswa sekolah dasar hendaknya diperkenalkan bukan hanya matei isi sejarah semata melaikan pula pada cara-cara para sejarawan dalam mengidentifikasi dan menilai bukti , fakta dan data ketika sejarah wan menilai kebenaran atau validitas suatu dokumen sejarah. Jenis jenis kajian terbagi dua yaitu :
1. Validitas eksternal harus menggunakan isu yang autentik. Anggaplah,seorang sejarahwan memperooleh dokumen yang diperkirakan ditulis pada abad ke – 15 M. seorang sejarahwan mungkin akan menganalisis kertas dan tinta yang digunakan dengan alat kimia untuk menguji keaslian dari dokumen tersebut. Kata yang digunakan dalam dokumen tersebut dibandingkan dengan kata yang digunakan dalam dokumen lain yang ditulis pada abad ke-15 M.
2. Validitas internal berusaha menentukan akurasi informasi yang ada dalam catatan sejarah titik .misalnya, ada kemungkinan dokumen yang sebenarnya diterbitkan pada abad ke -15 M. Mengandung pertanyaan yang tidak akurat .bahkan apabila pengujian validitas eksternal menunjukan bahwa dokumen dituliskan pada abad ke -15 M .dalam menguji faliditas eksternal dan internal sejarah wan harus mempertimbangkan apakah orang yang menulis materui-materi sejarah itu dapat dipertanggung jawabkan sejarah akademik
C. CONTOH SKANARIO TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
1. Ahmad Yani.
2. MT Haryono.
3. Di Panjaitan.
Sementara itu, ketiga target lainnya yaitu Soeprapto, S Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama berhasil kabur setelah melompati dinding batas kedubes irak.Meskipun begitu, Pierre Tendean dan anaknya Ade Irma S Nasution ditangkap dan tewas pada 6 oktober oleh regu sergap.
Korban lainnya adalah seorang polisi penjaga rumah tangga nasution, dan juga Abert Naiborhu. Jendral yang masih hidup lalu dibunuh dan dibuang di lubang buaya.Pukul 07.00 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan dari Komandan Cakrawibawa, Untung Syamsuri bahwa (G-30 S/PKI) telah berhasil diambil alih di beberapa lokasi strategis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka bersi keras bahwa gerakan tersebut didukung CIA yang bertujuan melengserkan Soekarno dari posisinya.
Para pelaku pembunuh Jendral melewatkan (tidak membunuh) Soeharto yang dikira bukan tokoh politik. Begitu Soeharto mendengar kabar pembunuhan para jendral, beliau segera ke markas KOSTRAD dan menghubungi anggota Angkatan Laut (AL) dan polisi. Soeharto berhasil membuat 2 batalyon pasukan kudeta menyerah. (G-30 S/PKI) dapat dihentikan pada jam 19.00 (atau jam 7 malam)
Setelah pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih seluruh fasilitas (G-30 S/PKI).Pukul 21.00 (atau jam 9) malam Soeharto dan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia telah mengambil alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan terus berusaha menghancurkan pasukan kontra revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.
Adapun 7 nama jenderal yang terbunuh pada peristiwa G-30 S/PKI
1. Jendral Ahmad Yani.
2. Mayjend Donald Isaac Panjaitan.
3. Brijen Katamso Darmokusumo.
4. Letjen Mas Tirtodarmo Haryono.
5. Letjen Suprapto.
6. Kapten Pierre Tandean.
7. K.S Tubun.
Lalu Ke 7 jasad Jendral itu ditemukan di Lubang Buaya pada tanggal 3 oktober dan kemudian dikuburkan secara layak pada tanggal 5 oktober.
Metode dan konsep yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu dengan menggunakan sistem ceramah , permainan dan tanya jawab.Sedangakan generalisasinya yaitu setiap memulai sebuah pembelajaran sejarah seharusnya harus mengetahui bukti- bukti dari pembelajaran sejarah tersebut dengan cara penelitian sehingga tidak terjadinya keraguan dalam proses menyampaikan materinya
Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30 S/PKI)
Peristiwa (G-30S/PKI) adalah salah satu pemberontakan komunis yang terjadi di bulan september tahun 1965. Dalam kudeta ini, setidaknya 7 perwira tinggi militer yang terbunuh. Hingga saat ini, peristiwa (G-30 S/PKI) tetap menjadi perdebatan antara benar atau tidaknya partai komunis IDN yang bertanggung jawab dalam peritiwa tersebut.Masyarakat curiga karena adanya isu yang menyatakan bahwa PKI adalah dalang dibalik terjadinya peristiwa 30 september, yang mana pada saat itu parlemen sedang dibubarkan dan Soekarno sendiri justru menetapkan bahwa konstitusi harus berada di bawah dekrit presiden. Kronologi peristiwa (G-30 S/PKI) bermula pada tanggal 1 oktober. Dimulai dengan kasus penculikan 7 jendral dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari lapangan udara menuju jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jendral tersebut dibunuh di rumah mereka masing-masing yakni antara lain seperti :1. Ahmad Yani.
2. MT Haryono.
3. Di Panjaitan.
Sementara itu, ketiga target lainnya yaitu Soeprapto, S Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama berhasil kabur setelah melompati dinding batas kedubes irak.Meskipun begitu, Pierre Tendean dan anaknya Ade Irma S Nasution ditangkap dan tewas pada 6 oktober oleh regu sergap.
Korban lainnya adalah seorang polisi penjaga rumah tangga nasution, dan juga Abert Naiborhu. Jendral yang masih hidup lalu dibunuh dan dibuang di lubang buaya.Pukul 07.00 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan dari Komandan Cakrawibawa, Untung Syamsuri bahwa (G-30 S/PKI) telah berhasil diambil alih di beberapa lokasi strategis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka bersi keras bahwa gerakan tersebut didukung CIA yang bertujuan melengserkan Soekarno dari posisinya.
Para pelaku pembunuh Jendral melewatkan (tidak membunuh) Soeharto yang dikira bukan tokoh politik. Begitu Soeharto mendengar kabar pembunuhan para jendral, beliau segera ke markas KOSTRAD dan menghubungi anggota Angkatan Laut (AL) dan polisi. Soeharto berhasil membuat 2 batalyon pasukan kudeta menyerah. (G-30 S/PKI) dapat dihentikan pada jam 19.00 (atau jam 7 malam)
Setelah pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih seluruh fasilitas (G-30 S/PKI).Pukul 21.00 (atau jam 9) malam Soeharto dan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia telah mengambil alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan terus berusaha menghancurkan pasukan kontra revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.
Adapun 7 nama jenderal yang terbunuh pada peristiwa G-30 S/PKI
1. Jendral Ahmad Yani.
2. Mayjend Donald Isaac Panjaitan.
3. Brijen Katamso Darmokusumo.
4. Letjen Mas Tirtodarmo Haryono.
5. Letjen Suprapto.
6. Kapten Pierre Tandean.
7. K.S Tubun.
Lalu Ke 7 jasad Jendral itu ditemukan di Lubang Buaya pada tanggal 3 oktober dan kemudian dikuburkan secara layak pada tanggal 5 oktober.
Metode dan konsep yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu dengan menggunakan sistem ceramah , permainan dan tanya jawab.Sedangakan generalisasinya yaitu setiap memulai sebuah pembelajaran sejarah seharusnya harus mengetahui bukti- bukti dari pembelajaran sejarah tersebut dengan cara penelitian sehingga tidak terjadinya keraguan dalam proses menyampaikan materinya
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN :PENUTUP
Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebagaimana telah di urai kan terdahulu bahwa sejarah merupakan peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi sejarah pada masa yang akan datang.Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakikatnya adalah membantu siswa meningkatkan keterampilan untuk berpikir melalui kajian peristiwa masa lampau. Belajar tentang peristiwa perjuangan bangsa dalam membentuk suatu Negara bangsa (nasional) tidak cukup dengan memperkenalkan nama-nama tokoh dan tahun. Karena sejarah menunjukkan perspektif atau pandangan dari para penulis (sejarawan), kajian mata pelajaran ini menghendaki agar para siswa mengkaji pula apa yang ada di balik informasi dalam sejarah itu.
Sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil pengkajian yang teliti terhadap bukti-bukti yang disesuaikan dengan tingkat usia, perkembangan, dan tingkat kecerdasan siswa. Mereka hendaknya diperkenalkan pada cara-cara para sejarawan dalam mengidentifikasi dan menilai bukti, fakta dan data. Ketika sejarawan menilai kebenaran atau validitas suatu dokumen sejarah, maka ada dua hal yang harus di pertimbangkan,yakni validitas eksternal dan validitas internal.
B.SARAN :
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
Post A Comment:
0 comments: